Rabu, 23 Maret 2016

ASAL USUL DESA PANONGAN KEC. JATITUJUH KAB. MAJALENGKA

 ASAL MUASALNA DESA PANONGAN

Pada tahun 1769 di dataran rendah sebelah Timur Sungai Cimanuk ada sebuah penduduk/dusun yang namanya dusun “Siwalan” Sebab disebut dusun Siwalan karena ditempat tersebut banyak tumbuh pohon siwalan. Di dusun itu dihuni oleh satu keluarga namanya aki dan Onclong kopik beserta pengikutnya yang namanya aki dan nini terbin.

Keluarga tersebut sehari-harinya sebagai petani. Waktu itu untuk sumber air minum, mandidan menyiram. Mereka membuat sumur dan menggali, berkat kesaktiannya keluarlah air yang banyak dan sumur tersebut diberi nama su ur sugara yang sampai kini dianggap keramat.

Lama kelamaan penduduk di dusun Siwalan bertambah banyak, pada tahun 1825 datanglah 2 utusan dari kesultanan Cirebon untuk memimpin pendukuhan tersebut. Mereka dalah Kibuyut Dokom dan kibuyut Ruda, sebab wilayah itu masih wilayah Cirebon, untuk tugas ke-2 orang tersebut kibuyut Ruda menjadi kuwu dan kibuyut Dokomnya lebe.
Namun kenyataannya kenyataanya Ki Ruda menjadi kuwu hanya berjalan kurang lebih 1 tahun, sebab perasaan dirinya belum mampu, begitu pula ki Dokom menjadi lebe kurang mampu, sebab ki Ruda keahliannya di kalebean atau kesra sedangkan ki Dokom di pemerintahan di oper alih ke ki Dokom menjadi kuwu dan ki Ruda menjadi lebe.
Berkat kepemimpinan kedua orang tersebut ngaheuyeuk dayeuh ngolah dusun dengan arif dan bijaksana keadaan subur makmur gemah ripah repeh rapih.
Sepuluh tahun kemudian kepemimpinan ki Dokom telah berlalu dan kibuyut Dokom mengundurkan diri lalu diganti oleh putra daerah asli dusun Siwalan, yaitu kibuyut Bangi. Begitu pula berkat kepemimpinan ki Bangi dalam keadaan subur gemah rapih repeh rapih.

Namun kira-kira pada tahun 1839-an ada sebuah tragedy perang yang katanya pada waktu itu disebut perang “babad bantar jati”pada wakti itu selaku senopan perang / pemanggil juritnya, yaitu ki Rangin/ ki Bagus Rangin perang dengan tentara Belanda yang dating dari arah Sumedang, yang pada waktu itu sebagai bupati kepala daerah Sumedang atau Pangeran yang terkenal arif dan bijaksana, walaupun dirinya orang Belanda tetapi sangat menyayangi rakyat kecil.

Namun pada perang tersebut para penduduk dusun Siwalan tidak ikut campur hanya mengintai saja. Orang Sunda bilang “Noong”. Melihat kejadian tersebut seusai perang para sesepuh desa Siwalan mengadakan rempungan / musyawarah untuk mengganti nama dusun Siwalan menjadi desa Panongan atau “Panoongan”, sebab pada perang tersebut diatas hanya mengintip atau noong dan hingga sekarang namanya desa Panongan.
Kira-kira pada tahun 1857 katanya kedatangan pula ke desa Panongan tersebut seorang pejuang yang bernama mbah buyut Guru Kusuma asal dari Jawa Timur, di salah seorang pejuang agama Islam dan pejuang Negara yang ikut perang dengan Pangeran Diponegoro. Dia datang ke desa Panongzn dengan cara menyamar dengan memakai karung kadut, sebab dia sedang dikejar-kejar oleh musuh. Lalu datangnya ke desa Panongan dirinya merasa aman dan dia menginap di keluarga kuwu Bangi.

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun mbah buyut Guru Kusuma di desa Panongan itu medirikan perguruan di bidang baca tulis Al-Qur’an atau dalam hal bela diri. Untuk menyebarluaskan ajaran agama Islam bersama sesepu dan penduduk desa Panongan.

Lalu oleh para penduduk mbah buyut Guru Kusuma diberi julukan buyut kadut, perguruan itu tempatnya di pinggir desa atau dayeuh. Dengan adanya perguruan itu yang dipimpin beliau Desa Panongan cukup meningkat di dalam ilmu keagamaan / hal bela diri. Jadi dengan adanya beliau membawa berkah untuk masyarakat Desa panongan da sekitarnya, buyut Jaka pun sampai sampai akhir hayatnya didesa panongan dan dimakamkan di blok pasir begitu pula kuwu Bangi.istirinya dimakamkan dberdampingan dengan kibuyut Jaka Kusuma sampai sekarang masih ada makamnyadan dianggap keramat oleh para penduduk setenpat dan sekitarnya juga oleh para ulamahingga kab. Majalengka dan sekitarnya. Dan begitu pula ki Ruda dan ki Buyut Dokom sampai akhir hayatnya di desa Panongan dan dimakamkan di sebelah timur solokan Cibeet, ki buyut Dokom di sebelah Barat makan ki Buyut Ruda.

Demikian sekilas pandang asal-usul Desa Panongan Kec. Jatitujuh Kab. Majalengka. Apabila dalam tulisan ini ada yang tidak pas dengan kenyataan mohon maaf sebesar-besarnya, tulisan ini didapat dari arsip desa yang ada dan disusun kembali oleh raksa bumi. Semoga ini menjadi gambaran bagi anak-cucu kita di kemudian hari.

6 komentar:

  1. Haturnuhun teh maniez..
    Bagus dan setuju atas tulisannya.
    Bisa request sejarah burujul teh?
    Konon katanya ada kaitannya antara burujul dan panongan?..
    Trims sbelumnya..

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Pak otong, burujul jatiwangi?

    BalasHapus
  4. burujul jatiwangi atos ku abdi di posting di blog ieu tingali di daftar isina

    BalasHapus
  5. saya AHMAD SANI posisi sekarang di malaysia
    bekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
    setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
    sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
    sempat saya putus asah dan secara kebetulan
    saya buka FB ada seseorng berkomentar
    tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
    melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
    karna di malaysia ada pemasangan
    jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
    saya minta angka sama AKI NAWE
    angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
    terima kasih banyak AKI
    kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
    rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
    bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
    terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
    jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
    tak ada salahnya anda coba
    karna prediksi AKI tidak perna meleset
    saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan

    BalasHapus
  6. hatur nuhun pisan teh abdi asli ti desa panongan..

    BalasHapus